7.6.15

" WANITA SURGA "

Wanita yang di perkenankan masuk surga pertama kali adalah seorang wanita bernama MUTHI'AH. Kaget? Sama seperti Fathimah ketika itu, yang mengira dirinyalah yang pertama kali masuk surga. Siapakah MUTHI'AH? Karena rasa penasaran yang tinggi, Fathimah pun mencari seorang wanita yang bernama Muthi'ah ketika itu. Beliau juga ingin tahu, amal apakah yang membuat wanita itu bisa masuk surga pertama kali. Setelah bertanya-tanya, akhirnya Fathimah mengetahui rumah seorang wanita yang bernama Muthi'ah. Kali ini ia ingin bershilaturahmi ke rumah wanita tersebut, ingin melihat lebih dekat kehidupannya. Waktu itu Fathimah berkunjung bersama dengan anaknya yang masih kecil, Hasan. Setelah mengetuk pintu, terjadilah dialog. "Di luar, siapa?" kata Muthi'ah tidak membukakan pintu. "Saya Fathimah, putri Rasulullah". "O, iya. Ada keperluan apa?" "Saya hanya berkunjung saja" "Anda seorang diri atau bersama dengan lainnya?" "Saya bersama dengan anak saya, Hasan". "Maaf, Fathimah, saya belum mendapat izin dari suami saya untuk menerima tamu laki-laki" "Tapi Hasan masih anak-anak" "Walaupun anak-anak, dia laki-laki juga kan? Maaf ya. Kembalilah besok, saya akan meminta izin dulu kepada suami saya" "Baiklah" Kata Fathimah dengan nada kecewa. Setelah mengucapkan salam, ia pun pergi. Keesokan harinya, Fathimah kembali berkunjung ke rumah Muthi'ah. Selain mengajak Hasan, ternyata Husain (saudara kembar Hasan) merengek meminta ikut juga. Akhirnya mereka bertiga pun berkunjung juga ke rumah Muthi'ah. Terjadilah dialog seperti kemarin. "Suami saya sudah memberi izin untuk Hasan" "Tetapi maaf, Muthi'ah. Husain ternyata meminta ikut. Jadi saya ajak juga!" "Dia perempuan?" "Bukan, dia laki-laki" "Wah, saya belum memintakan izin bagi Husain". "Tetapi dia juga masih anak-anak" "Walaupun anak-anak, dia juga laki-laki. Maaf ya. Kembalilah besok!" "Baiklah". Kembali Fathimah kecewa. Namun rasa penasarannya demikian besar untuk mengetahui, rahasia apakah yang menyebabkan wanita yang akan di kunjunginya tersebut di perkenankan masuk surga pertama kali. Akhirnya hari esok pun tiba. Fathimah dan kedua puteranya kembali mengunjungi kediaman Muthi'ah. Karena semuanya telah diberi izin oleh suaminya, akhirnya mereka pun di perkenankan berkunjung ke rumahnya. Betapa senangnya Fathimah karena inilah kesempatan bagi dirinya untuk menguak misteri wanita tersebut. Menurut Fathimah, wanita yang bernama Muthi'ah sama juga seperti dirinya dan umumnya wanita. Ia melakukan shalat dan lainnya. Hampir tidak ada yang istimewa. Namun, Fathimah masih penasaran juga. Hingga akhirnya ketika telah lama waktu berbincang, "rahasia" wanita itu tidak terkuak juga. Akhirnya Muthi'ah pun memberanikan diri untuk memohon izin karena ada keperluan yang harus di lakukannya. "Maaf Fathimah, saya harus ke ladang!" "Ada keperluan apa?" "Saya harus mengantarkan makanan ini kepada suami saya" "O, begitu" Tidak ada yang salah dengan makanan yang di bawa Muthi'ah yang disebut-sebut sebagai makanan untuk suaminya. Namun yang tak habis pikir, ternyata Muthi'ah juga membawa sebuah cambuk. "Untuk apa cambuk ini, Muthi'ah?" kata Fathimah penasaran. "Oh, ini. Ini adalah kebiasaanku semenjak dulu" Fathimah benar-benar penasaran. "Ceritakanlah padaku!" "Begini, setiap hari suamiku pergi ke ladang untuk bercocok tanam. Setiap hari pula aku mengantarkan makanan untuknya. Namun disertai cambuk. Aku menanyakan apakah makanan yang aku buat ini enak atau tidak, apakah suamiku senang atau tidak. Jika ada yang tidak enak, maka aku ikhlaskan diriku agar suamiku mengambil cambuk tersebut kemudian mencambukku. Ini aku lakukan agar suamiku ridho dengan diriku. Dan aku pun ridho atas dirinya". "Masya Allah, hanya demi menyenangkan suami, engkau rela melakukan hal ini, Muthi'ah?" "Saya hanya memerlukan keridhoannya. Karena istri yang baik adalah istri yang patuh pada suami yang baik dan sang suami ridho kepada istrinya". "Ya... Ternyata inilah rahasia itu" "Rahasia apa ya Fathimah?" Muthi'ah juga penasaran. "Rasulullah SAW. mengatakan bahwa dirimu adalah wanita yang di perkenankan masuk surga pertama kali. Ternyata semua gara-gara baktimu yang tinggi kepada seorang suami yang shalih". سبحان الله

Tidak ada komentar:

Posting Komentar