30.7.15

KEADILAN ALLAH BAGI SEMUA

Seorang Majusi mendatangi rumah Nabi Ibrahim a.s. Ia ingin dihormati layaknya tamu-tamu yang lain. Namun malang, Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai penghancur berhala dan penentang kemusyrikan itu menolak permohonannya. “Aku tak bisa menerima tamu seperti dirimu. Aku akan menerimamu sebagai tamu jika kamu melepaskan ajaran Majusimu.” Dengan sedih orang Majusi itu meninggalkan rumah Sang Nabi. Sejurus setelah orang itu berlalu, Allah Swt. menurunkan wahyu kepada Nabi Ibrahim a.s. “Wahai Ibrahim, mengapa engkau tidak mampu menerimanya sebagai tamu, sebelum ia melepas agamanya? Apa yang memberatkanmu menerimanya sebagai tamu untuk malam ini saja? Padahal Aku telah memberinya makan-minum selama 70 tahun, padahal ia berkeras hati untuk mengingkari-Ku.” Mendengar wahyu itu Nabi Ibrahim a.s. merasa bersalah. Dia tak nyenyak tidur karena telah menolak orang yang bertamu kepadanya hanya karena ia berbeda agama. Teguran Allah itu betul-betul membuatnya gelisah. Maka, pagi-pagi buta ia bergegas keluar rumah untuk mencari orang Majusi itu. Untungnya, orang Majusi itu berhasil ditemukan olehnya. Nabi Ibrahim a.s. pun membujuk orang itu dan berjanji akan menjamu sebagai tamu seperti tamu-tamunya yang lain. Tentu saja si Majusi itu terheran-heran, “Apa yang membuatmu berubah pikiran, wahai Ibrahim? Kemarin engkau menolakku, tapi kini kau mencariku?” “Sesungguhnya Allah Swt. telah mewahyukan kepadaku tentang dirimu. Allah tetap memberimu kehidupan, rezeki, makan dan minum selama 70 tahun meskipun engkau mengingkari dan menyekutukan-Nya. Allah tetap Maha Pemurah pada setiap hamba, meskipun berkali-kali sang hamba tak menyadarinya. Mengapa aku berlaku tak adil terhadapmu, sementara Allah saja berlaku adil?” tutur Nabi Ibrahim. “Betulkan Allah telah memberi kemurahan kepadaku selama 70 tahun, sedangkan aku orang yang tak tahu diri dan mengingkari-Nya? Kalau begitu, sudilah kiranya engkau menjabat tanganku dan saksikanlah kesaksianku ini, ‘Tiada tuhan selain Allah, dan engkau adalah utusan-Nya.” --Kitab Durratun-Nashihin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar